Pandemi Covid-19 Picu Fenomena Mata Minus terhadap Anak
Pandemi Covid-19 ikut menurunkan kesibukan masyarakat di luar tempat tinggal yang diyakini jadi tidak benar satu pemicu terjadinya mata minus lebih-lebih terhadap anak-anak, di mana aspek pemakaian gawai yang jadi intens jadi tidak benar satu penyebab fenonema Myopia Booming. Dokter Optometri dan Praktisi Terapi Mata Minus (Orthokeratology) Andri Agus menyebutkan bahwa sementara ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan bahwa setengah populasi dunia dapat bermata minus terhadap 2050. “Tentunya prevalensi ini meningkat dari tahun ke tahun lebih-lebih sejak pandemi Covid-19, anak-anak lebih sering mengfungsikan gawai atau ponsel pintarnya agar terjadinya kenaikan mata minus yang pesat,” ujarnya, dikutip melalui rilisnya, Minggu (23/10/2022)
Dia melanjutkan, ledakan mata minus terjadi di sebagian negara Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia bersama dengan pertumbuhan kasus yang signifikan. Berdasarkan penelitian yang dikerjakan oleh Universitas Gadjah Mada terhadap 312 anak, 41% di antaranya mengalami mata minus dan 21% mengalami problem refraksi penglihatan yang berat jaga kesehatan mata .
“Menurut data yang saya pelajari dan saya temukan terhadap pasien-pasien saya, prevalensi kenaikan mata minus terhadap anak-anak sekolah di Indonesia meraih 20%. Yang mana artinya, 10 sampai 15 dari 40 anak di setiap ruangan kelas mengalami kelainan refraksi ini,” katanya. Oleh gara-gara itu, Andri menghendaki para orang tua mesti mengetahui bahwa fenomena Myopia Booming ini tidak mampu disepelekan gara-gara kesegaran mata itu memegang manfaat penting dalam tumbuh kembang anak dan juga prestasi studi mereka. Baca Juga : Cek Fakta : Perempuan Bermata Minus Tidak Bisa Melahirkan Normal Setali tiga uang, dokter Spesialis mata Weni Puspitasari menyebutkan mata minus yang tidak terkoreksi bersama dengan baik mampu mengundang sebagian komplikasi yang berbahaya bagi kesegaran mata. Bahkan seseorang yang mengalami mata minus yang tinggi mampu berisiko besar untuk mengalami kebutaan. “Ada sebagian situasi yang mampu timbul akibat problem refraksi miopi yang tidak ditangani bersama dengan baik seperti mata malas. Mata malas sering terjadi terhadap anak-anak, di mana terjadi miopi yang berat terhadap satu mata agar otak cuma mengandalkan mata yang sehat,” katanya.
Faktanya, dia melanjutkan penglihatan mata malas tidak mampu dibantu bersama dengan kacamata atau lensa kontak biasa. Selain itu, mata minus yang dibiarkan mampu berisiko besar terjadinya penyakit katarak dan glaukoma Pusat Terapi Mata .
Baca Juga : Teknologi Ini Bisa Hilangkan Mata Minus dan Silinder “Kalau seseorang memiliki ukuran minus yang tinggi, dia termasuk memiliki risiko tinggi untuk mengalami ablasi retina atau retina matanya lepas,” ujarnya Namun, dia menyebutkan kabar baiknya 80% problem penglihatan ini mampu dicegah sejak dini bersama dengan beraneka cara seperti mengurangi intensitas pemakaian gawai yang berlebih, lebih sering beraktivitas di luar, dan yang paling penting tetap teratur laksanakan kontrol mata. “Pemeriksaan mata yang baik dianjurkan untuk dikerjakan setiap 6 sampai bersama dengan 12 bulan sekali. Dengan ini, kami mampu menghambat terjadinya penyakit mata yang mampu membahayakan kesegaran mata kita terapi ortho k ,
” katanya. Dia menyebutkan ada cara yang efektif untuk mampu menanggulangi mata minus terhadap anak-anak tanpa mesti menempuh metode pembedahan, yaitu Ortho-K atau yang dikenal bersama dengan Terapi Mata Minus (Terapi Ortho-K). Fungsi Terapi Ortho-K ini adalah membentuk lagi kornea mata yang melonjong dan tidak beraturan agar bentuk korneanya jadi lagi bulat. Penggunaannya terlalu efektif dikerjakan sementara malam hari atau terhadap sementara tidur sekurang-kurangnya 8 jam. “Pada sementara bangun dan beraktivitas, penglihatan pasien jadi jernih tanpa pemberian kacamata atau lensa kontak. Terapi Ortho-K mesti teratur digunakan sesuai bersama dengan arahan dokter untuk menurunkan mata minus dan menahannya agar hasilnya maksimal,” ujarnya. American Academy of Ophthalmology mengungkapkan bahwa pemakaian Ortho-K ini telah mendapat FDA (Food plus Drug Administration) Approval agar aman digunakan mulai dari pasien yang usianya anak-anak sampai orang dewasa. Jadi, terapi ini termasuk alami dan tingkat keberhasilannya termasuk cukup tinggi sebesar 85-90%.